Opening

Senin, 09 Juli 2012

Komunikasi Bisnis


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Disadari ataupun tidak kita sadari, setiap hari kita melakukan komunikasi dengan lingkungan kita. Seperti juga pernafasan, komunikasi sering dianggap sebagai suatu kejadian otomatis dan terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya secara efektif. Aktivitas komunikasi adalah aktivitas rutin serta otomatis dilakukan, sehingga kita tidak pernah mempelajarinya secara khusus, seperti bagaimana menulis ataupun membaca secara cepatdan efektif ataupun berbicara secara efektif serta menjadi pendengar yang baik. Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalam hidup manusia. Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bukan sekedar apa yang kitatulis atau yang kita katakan, tetapi karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan.
Penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang disampaikan tetapi juga membaca dan menilai sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi yang efektif adalah karakter kokoh yang dibangun dari fondasi etika serta integritas pribadi yang kuat. Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah tim atau seberapapun kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan diperoleh tanpa penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif. Keterampilan melakukan komunikasi yang efektif akan berperan besar dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau informasi yang baik, kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian yang sangat penting.
Dalam melakukan komunikasi kita bisa menggunakan berbagai alur atau jaringan, sehingga pesan komunikasi yang akan kita sampaikan dapat diterima oleh komunikan atau penerima pesan, sasaran komunikasi kita. Jadi secara singkat jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orng ke orang lain. Pada pembuatan makalah kali ini kami akan membahas tentang jaringan komunikasi agribisnis, artinya jaringan yang digunakan untuk penyampaian pesan dalam bidang agribisnis.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini adalah :
1. Apakah definisi jaringan komunikasi Agribisnis?
2. Bagaimanakan struktur dan analisis jaringan komunikasi Agribisnis?
3. Apakah hambatan dalam jaringan komunikasi Agribisnis?

C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui definisi jaringan komunikasi Agribisnis.
2. Mengetahui struktur serta analisis jaringan komunikasi Agribisnis.
3. Mengetahui hambatan dalam jaringan komunikasi Agribisnis.













`


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Komunikasi merupakan suatu mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia dan yang memungkinkannya berkembang serta lambang-lambang fikiran bersama-sama dengan alat-alat untuk meneruskannya dalam ruang dan menyimpannya dalam dimensi waktu (Kincaid dan Schramm, 1978 dikutip dari Cooley, 1909).
Telah banyak definisi mengenai komunikasi yang dilatarbelakangi berbagai perspektif : mekanistis, sosiologistis, dan psikologistis. Komunikasi merupakan suatu proses dimana pihak-pihak peserta saling menggunakan informasi dengan tujuan untuk mencapai pengertian bersama yang lebih baik mengenai masalah yang penting bagi semua pihak yang bersangkutan. Proses ini dan kaitan hubungan yang ada diantara pasa peserta dalam proses. Komunikasi bukan merupakan jawabannya sendiri, tetapi pada hakekatnya merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerusan rangsangan dan pembangkitan balasannya (Kincaid dan Schramm, 1978 dikutip dari Cherry, 1957).
Effendy (2000) mengatakan bahwa hakikat komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yakni pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat penyalurnya..
Komunikasi ditimbulkan oleh adanya keperluan untuk mengurangi ketidakpastian, keperluan untuk bertindak secara efektif. Komunikasi juga ditimbulkan oleh adanya keperluan untuk mempertahankan atau memperteguh keakuan. Komunikasi terhenti, jika makna-makna yang sudah ada cukup lengkap dan dimulai lagi jika diperlukan makna-makna yang baru (Kincaid dan Schramm, 1978 dikutip dari Barnlund, 1962).
Dalam komunikasi ada suatu jaringan komunikasi, secara sederhana, definisi jaringan komunikasi adalah ”siapa berbicara dengan siapa atau kepada siapa” (Beebe dan Masterson, 1994). Selanjutnya De Vito (1997), mendefinisikan jaringan komunikasi sebagai suatu saluran atau jalan tertentu yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain.
Kemudian Gonzales dalam Jahi (1993) mengatakan bahwa hubungan siapa dengan siapa dapat diilustrasikan dalam sebuah sosiogram yang berguna untuk menelusuri jaringan informasi ataupun difusi suatu inovasi. Salah satu cara untuk memahami perilaku manusia adalah dengan mengamati atau memahami hubungan-hubungan sosialnya yang tercipta karena adanya proses komunikasi interpersonal (Seliawan 1983). Oleh karena itu untuk memahami hubungan sosial yang demikian dapat dipelajari melalui studi jaringan komunikasi. Ketika dua orang atau lebih ikut serta dalam pengiriman pesan, mereka terlibat dalam suatu jaringan komunikasi (Man Lin 1975, diacu dalam Setyanto 1993).
Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui pengertian jaringan komunikasi dan aplikasinya dalam salah satu sektor kehidupan yaitu sektor pertanian, agribisnis. Jaringan komunikasi dalam agribisnis Sangatlah penting untuk dipahami karena jaringan komunikasi yang baik dan lancer akan dapat mempengaruhi peningkatan dan pelaksanaan kelancaran usaha, khususnya dalam bidang pertanian.
Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih.
Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa.
Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee. 1987:239).






BAB III
PEMBAHASAN

A.      Definisi jaringan komunikasi Agribisnis
Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain. Jaringan ini dapat dilihat dari dua perspektif. Pertama, kelompok kecil sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya akan mengembangkan pola komunikasi yang menggabungkan beberapa struktur jarngan komunikasi. Jaringan komunikasi ini kemudian merupakan sistim komunikasi umum yang akan digunakan oleh kelompok dalam mengirimkan pesan dari satu orang keorang lainnya. Kedua, jaringan komunikasi ini bisa dipandang sebagai struktur yang diformalkan yang diciptakan oleh organisasi sebagai sarana komunikasi organisasi.
Beberapa pengertian jaringan komunikasi menurut beberapa ahli dapat disebutkan sebagai berikut:
1.    Pengertian jaringan komunikasi menurut Rogers (1983) adalah suatu jaringan yang terdiri atas: individu-individu yang saling berhubungan, yang dilmbungkan oleh arus komunikasi yang terpola.
2.    Hanneman dan Mc Ever dalam Djamali (1999) menyatakan bahwa jaringan komunikasi adalah pertukaran informasi yang terjadi secara teratur antara dua orang atau lebih.
3.    Knoke dan Kuklinski (1982) melihat jaringan komunikasi sebagai suatu jenis hubungan yang secara khusus merangkai individu-individu, obyek-obyek dan peristiwa-peristiwa.
4.    Berger dan Chaffee mengutip pendapat Farace (1977) yang melihat jaringan komunikasi sebagai suatu pola yang teratur dari kontak antara person yang dapat diidentifikasi sebagai pertukaran informasi yang dialami seseorang di dalam sistem sosialnya (Berger dan Chaffee. 1987:239).
5.    Feldman dan Arnold (1993) membedakan jaringan komunikasi menjadi dua jenis, yaitu jaringan komunikasi formal (menyerupai struktur organisasi) dan jaringan komunikasi informal yang disebut juga sebagai grapevine atau benalu komunikasi.
6.    Sajogyo (1996) mengistilahkan jaringan komunikasi informal ini sebagai jaringan komunikasi tradisional. Jaringan komunikasi tradisional merupakan saluran komunikasi yang paling penting untuk mobilisasi desa .
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut di atas dapat disimpulkan pengertian jaringan komunikasi secara lebih khusus sesuai dengan penelitian ini, yaitu suatu rangkaian hubungan di antara individu-individu dalam suatu sistem sosial sebagai akibat dari terjadinya pertukaran informasi di antara individu-individu tersebut, sehingga membentuk pola-pola atau model jaringan komunikasi tertentu.
Rogers dan Kincaid (1981) membedakan pola atau model Jaringan komunikasi ke dalam Jaringan Personal Jari-jari (Radial Personal Network) dan Jaringan Personal Saling mengunci (Interlocking Personal Network). Model Jaringan demikian bersifat memusat dan menyebar. Jaringan personal yang memusat (interlocking) mempunyai derajat integrasi yang tinggi. Sementara suatu Jaringan personal yang menyebar (radial) mempunyai derajat integrasi yang rendah, namun mempunyai sifat keterbukaan terhadap lingkungannya. Selanjutnya Rogers dan Kincaid menegaskan, individu yang terlibat dalam Jaringan komunikasi interlocking terdiri dari individu-individu yang homopili, namun kurang terbuka terhadap lingkungannya.
Salah satu komunikasi yang dilakukan ialah komunikasi dalam bidang agribisnis. Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis tersebut. Komunikasi yang internal termasuk komunikasi visi (perseroan/ perusahaan), strategi, rencana-rencana, kultur/budaya perusahaan, nilai-nilai dan prinsip dasar yang terdapat diperusahaan, motivasi karyawan, serta gagasan-gagasan, dll. Komunikasi eksternal termasuk  merek, pemasaran, iklan, hubungan pelanggan, humas, hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi bisnis, dll. Bagaimanapun bentuknya, semua hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis (create business value).
Pada dasarnya berbagai informasi terkait bisinis yang sampai kepada masyarakat atau petani diakibatkan dari adanya interaksi, baik antara petani dengan petani lainnya maupun petani dengan media komunikasi. Sedangkan media komunikasi (surat kabar, radio dan televisi) seringkali tidak memberikan rincian detail dan sederhana yang mudah dipahami.
Untuk itu, perlu menyalurkan teknologi pertanian melalui saluran yang sudah melembaga di petani atau yang disebut juga dengan jaringan komunikasi pertanian. Hal ini mengingat pada PJPT I sebagian besar implementasi teknologi pertanian terbentur pada dimensi sosial. Pada kenyataannya, faktor manusia ini yang sering menjadi kasus utama dalam pembangunan pertanian.
Sebenarnya, jaringan komunikasi agribisnis ini dapat terbentuk karena adanya arena-arena sosial yang terinstitusionalisasi (melembaga) dengan komunikasi interpersonal sebagai intinya. Jaringan komunikasi yang sudah ada di Indonesia, berupa jaringan administrasi (organisasi pemerintahan), jaringan adat (“ninik-mamak”), jaringan agama (pesantren), jaringan pergaulan (arisan), jaringan ekonomi (subak) dan jaringan insidental (sekitar warung kopi). Selama ini, jaringan-jaringan komunikasi tersebut belum dilirik sebagai jaringan komunikasi pertanian yang  penting dalam pengkomunikasian teknologi pertanian. Padahal jaringan komunikasi ini potensial untuk menggerakkan dan merubah masyarakat atau petani sesuai dengan derap pembangunan pertanian.
Menurut Burhanuddin (1992) dalam penelitiannya di Majalengka Jawa Barat, peternak-peternak yang terlibat dalam jaringan komunikasi peternakan seperti kelompok peternak mempunyai akses yang lebih besar untuk mengembangkan usaha ternaknya. Selanjutnya disimpulkan bahwa para peternak tersebut mempunyai profil yang lebih baik dengan pendapatan yang lebih besar.
Contoh di atas menggambarkan bahwa teknologi pertanian pun efektif melalui jaringan komunikasi dalam alih teknologi ke tingkat petani. Bahkan jaringan komunikasi Subak di Bali telah menjadi bukti keberhasilan pertanian di Indonesia bagian timur itu beberapa waktu yang lalu. Dengan demikian, dalam mengoptimalkan pemanfaatan jaringan komunikasi yang sudah ada di masyarakat dimana teknologi pertanian akan diintroduksikan, paling efektif adalah mempelajari proses yang terjadi dalam berbagai jaringan komunikasi tersebut.

 Dalam kaitan ini, berbagai perbaikan jaringan komunikasi yang telah ada perlu dilakukan, antara lain:
1.    Menentukan peranan dari setiap individu yang merupakan warga dari satu kesatuan masyarakat tertentu,
2.    Menentukan lembaga atau kelompok atau sub kelompok sebagai unit dalam jaringan yang ada,
3.    Menentukan peran-peran komunikasi yang ada, dan
4.    Mengukur berbagai indeks struktur komunikasi yang ada pada masyarakat tersebut.
Dengan demikian tidak perlu melakukan suatu perombakan besar, tetapi belajar dari pengalaman bahwa pemanfaatan potensi yang terbengkalai dengan merenovasi dan merehabilitasi jaringan komunikasi dengan berpedoman pada analisis jaringan komunikasi mungkin menjadi pendorong bagi tercapainya tujuan PJPT II dengan pengembangan industri dan agroindustri.

B.  Struktur  dan Analisis Jaringan Komunikasi Agribisnis
·         Struktur Jaringan Komunikasi Agribisnis
Suatu Jaringan, dalam sosiologi lazim dikonsepsikan sebagai suatu tipe hubungan antar aktor dengan ditandai oleh bentuk interaksi timbal balik yang simetris. Setiap hubungan antara aktor yang terjalin dalam masyarakat adalah suatu bentuk Jaringan if (the building block of network), karena itu dasar hubungan sosial yang berbeda akan melahirkan Jaringan yang berbeda pula (Usman 1991).
Di samping itu, menurut Rogers dan Kincaid (1981) dalam menjalin hubungan sosial tersebut, setiap aktor membawa ciri-ciri kepribadiannya sendiri, sehingga konfigurasi masuknya atau keluarnya seorang aktor dalam jalinan hubungan sosial akan mempengaruhi struktur interaksi yang diciptakan.
Berbeda dengan Rogers dan Kincaid yang menekankan model jaringan komunikasi pada masyarakat yang lebih luas, DeVito lebih menekankan pada struktur jaringan komunikasi yang terjadi dalam kelompok atau organisasi.
Menurut DeVito (1997), ada lima struktur jaringan komunikasi kelompok, yang juga akan relevan di dalam menganalisis model jaringan komunikasi di lingkaran klik, termasuk jaringan komunikasi agribisnis. Kelima struktur tersebut adalah:
1.    Struktur Lingkaran
2.    Struktur Roda
3.    Struktur Y
4.    Struktur Rantai
5.    Sruktur Semua Saluran.
Struktur Lingkaran. Strukutur lingkaran tidak memiliki pemimpin. Semua anggota posisinya sama. Mereka memiliki wewenang atau kekuatan yang sama untuk mempengaruhi kelompok. Setiap anggota bisa berkomunikasi dengan dua anggota lain di sisinya.
Struktur Roda. Struktur roda memilki pemimpin yang jelas. Yaitu yang posisinya dipusat. Orang ini merupakan satu-satunya yang dapat mengirim dan menerima pesan dari semua anggota. Oleh karena itu, jika seorang anggota ini berkomunikasi dengan anggota lain, maka pesannya harus disampaikan melalui pemimpinnya.
Struktur Y. Struktur Y relative kurang tersentralisasi di banding dengan strukrur roda , tetapi lebih tersentralisasi dibandingkan dengan pola lainnya. Pada struktur Y juga terdapat pemimpin yang jelas . tetapi semua anggota lain berperan sebagai pemimpin kedua. Anggota ini dapat menngirimkan dan menerima pesan dari dua orang lainnya. Ketiga anggota lainnya komunikasinya terbatas hanya dengan satu orang lainnya.
Struktur Rantai. Struktur rantai sama dengan struktur lingkaran kecuali bahwa para anggota yang paling ujung hanya dapat berkomunikasi dengan satu orang saja. Keadaan terpusat juga terdapat disini. Orang yang berada di posisi tengah lebih berperan sebagai pemimpin daripada mereka yang berada di posisi lain.

·         Analisis Jaringan Komunikasi Agribisnis
Analisis jaringan komunikasi agribisnis merupakan salah satu pendekatan dari penelitian yang mempelajari perilaku pelaku bisnis berdasarkan pendekatan model komunikasi konvergens. Masalah-masalah pokok yang ditanyakan oleh peneliti komunikasi berubah dari "apa efek komumkasi" kepada apa yang dilakukan manusia dalam berkomunikasi (Setiawan 1983).
Rogers dan Kincaid (1981) menegaskan bahwa analisis jaringan komunikasi merupakan metode penelitian untuk mengidentifikasi struktur komunikasi dalam suatu sistem, di mana data hubungan mengenai arus komunikasi dianalisis dengan menggunakan beberapa tipe hubungan interpersonal sebagai unit analisis. Lebih lanjut salah satu tujuan penelitian komunikasi dengan menggunakan analisis jaringan komunikasi adalah untuk memahami gambaran umum mengenai interaksi manusia dalam suatu sistem.
Struktur komunikasi adalah susunan dari unsur-unsur komunikasi yang berbeda yang dapat dikenali melalui pola arus komunikasi dalam suatu sistem (Rogers dan Kincaid 1981). hal yang dapat dilakukan dalam analisis jaringan komunikasi, yaitu:
1.      Mengidentifikasi klik dalam sutau sistem;
2.      Mengidentifikasi peranan khusus seseorang dalam jaringan misalnya sebagai liaisons, bridges, dan isolated; dan
3.      Mengukur berbagai indikator (indeks) struktur komunikasi seperti keterhubungan Klik, keterbukaan klik, keintegrasian klik, dan lain sebagainya.
Sementara itu yang dimaksud dengan klik adalah bagian dari sistem (sub sistem) dimana anggota-anggotanya relatif lebih sering berinteraksi satu sama lain dibandingkan dengan anggota-anggota lainnya dalam sistem komunikasi (Rogers dan Kincaid 1981).
Sebagai dasar untuk mengetahui apakah individu-individu itu dapat dimasukkan ke dalam suatu klik atau tidak, ada tiga kriteria yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi klik, yaitu:
1.    Setiap klik minimal harus terdiri dari 3 anggota;
2.    Setiap anggota klik minimal harus mempunyai derajat keterhubungan 50% dari hubungan-hubungannya di dalam klik; dan
3.    Seluruh anggota klik baik secara langsung maupun tidak langsung harus saling berhubungan melalui suatu ranlai hubungan dyadic yang berlangsung secara kontinyu dan menyeluruh di dalam klik (Rogers dan Kincaid 1981).
Dengan pengidentifikasian klik dapat diketahui bagaimana struktur komunikasi yang terbentuk, akan tetapi dapat juga dipakai untuk mengukur derajat struktur komunikasinya. Di samping itu, melalui klik juga dapat dilacak tingkat keinovatifan anggota-anggotanya yaitu dengan melihat tingkat (derajat) keterbukaan dari klik (Clique Openness). Keterbukaan suatu klik dapat dilihat dari pola hubungan antar anggota-anggotanya dengan individu-individu di luar batas klik tersebut. Semakin banyak anggota suatu klik yang berhubungan dengan anggota lain di luar klik tersebut, maka semakin tinggi derajat keterbukaan klik tersebut.
Dengan semakin tinggi derajat keterbukaan klik berarti akan semakin banyak informasi-informasi baru yang diterima oleh anggota-anggota klik. Oleh karenanya suatu klik yang lebih terbuka, secara teoritis akan membawa anggota-anggota klik lebih inovatif.
Adapun yang dimaksud dengan liaison adalah seorang indvidu yang menghubungkan dua klik atau lebih dalam suatu sistem, namun ia tidak menjadi anggota klik manapun. Sedangkan Bridge adalah seorang individu yang menghubungkan dua klik atau lebih dalam suatu sistem, dan ia menjadi anggota dari klik-klik tersebut. Sementara itu yang dimaksud dengan isolated adalah individu yang tidak menjadi anggota dalam suatu sistem atau individu yang tidak terlibat dalam dalam jaringan komunikasi (Rogers dan Kincaid 1981)
Sementara itu, (Knoke dan Kuklinski dalam Setyanto 1993) menegaskan bahwa analisis jaringan komunikasi mempunyai dua konsep dasar tentang tingkah laku sosial, yakni:
1.    Dalam analisis jaringan harus dilihat bahwa keterlibatan individu yang ada di dalamnya tidak hanya seorang melainkan melibatkan banyak pelaku yang berpartisipasi dalam sistem sosial itu. Sifat hubungan yang terdapat pada individu juga akan terdapat pada individu lain yang terlibat dan mungkin dapat mempengaruhi terhadap persepsi, kepercayaan dan tindakan dari masing-masing individu. Di dalam analisis jaringan, langkah-langkah ini tidak hanya berhenti pada penjumlahan dari tingkah laku sosial saja.
2.    Di dalam Jaringan perlu diperhatikan berbagai tingkatan struktur dalam sistem I. Sebab suatu struktur sosial tertentu berisi keteraturan pola hubungan dari suatu keadaan kongkrit.
Keberhasilan komunikasi di dalam suatu organisasi akan ditentukan oleh kesamaan pemahaman antara-orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Kesamaan pemahaman ini dipengaruhioleh kejelasan pesan, cara penyampaian pesan, perilaku komunikasi, dan situasi (tempat danwaktu) komunikasi. Komunikasi organisasi biasanya menggunakan kombinasi cara berkomunikasi (lisan, tertulis dan tayangan) yang memungkinkan terjadinya peyerapan informasi dengan lebih mudah dan jelas. Secara empiris, pemahaman orang perihal sesuatu hal akan lebih mudah diserap dan dipahamijika sesuatu tersebut diperlihatkan dibanding hanya diperdengarkan atau dibacakan. Dan akan lebih baik lagi hasilnya jika sesuatu yang dikomunikasikan tersebut, selain diperlihatkan jugasekaligus dipraktikkan.
Hasil studi tentang perilaku bisnis di kalangan eksekutif menunjukkan fakta bahwa kemampuan berkomunikasi merupakan unsur pokok di antara berbagai faktor personal yang diperlukan untuk mempromosikan menejemen organisasi atau mengatasi konflik menejemen (Boove and Thill,2002). Dengan kata lain, kemampuan berkomunikasi efektif sekaligus juga merupakan salah satuciri mutu SDM karyawan. Istilahnya, komunikasi efektif dalam suatu organisasi dapat diumpamakan seperti darah dalam tubuh dan kunci kesuksesan.
Keberhasilan komunikasi bisnis juga sangat ditentukan oleh adanya efektivitas dalam komunikasi bisnis. Efektivitas komunikasi bisnis, seperti halnya jenis komunikasi lainnya ditentukan beberapa hal :
1.    Persepsi
 Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan yang disampaikan dapat diterima komunikan.
2.    Keberhasilan Teknologi Informasi dan Komunikasi
Salah satu faktor keberhasilan komunikasi bisnis dalam penggunaan teknologi informasidan komunikasi yaitu: adanya proses integrasi informasi menyangkut ketersediaan komunikasi data yang tepat guna. Ini mencakup beberapa faktor antara lain:
3.    Cakupan (range) produk jasa komunikasi data yang dimiliki.
Dengan adanya hirarki, jenis, dan besar kecilnya manufaktur mempunyai perbedaan karakteristik sistem informasi yang dibutuhkan sehingga diperlukan jenislayanan komunikasi yang berbeda pula.
4.    Coverage.
Diperlukan provider yang dapat menyediakan layanan di lokasi manapun mengingat lokasi manufaktur yang menyebar danterkadang di daerah yang terpencil (rural area).
5.    Unjuk kerja (performansi).
Performansi yang tinggi merupakan syarat utama agar komunikasi selalu dapat dilakukan.
6.    Biaya.
Faktor biaya menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan agar efisiensi tetap dapat ditingkatkan.
7.    Ketepatan
 Komunikan atau audience memiliki kerangka pikir. Agar komunikasi yang dilakukan tepatsasaran, komunikator perlu mengekspresikan hal yang ingin disampaikan sesuai dengankerangka pikir komunikan.
8.    Kredibilitas
 Dalam berkomunikasi komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa komunikan dapat dipercaya. Sebaliknya dia juga harus bisa mendapatkan kepercayaan dari komunikan.
9.    Pengendalian
Dalam komunikasi, komunikan memberika reaksa/umpan balik/feedback terhadap pesan yangdisampaikan. Reaksi ini harus bisa diantisipasi sekaligus dikendalikan oleh komunikator sehingga tidak melenceng dari target komunikasi yang diharapkan.


10.    Kecocokan
Komunikator yang baik selalu dapat menjaga hubungan persahabatan yang menyenangkandengan komunikan.
Pendapat lain mengatakan bahwa agar komunikas berjalan secara efektif dan efisien maka ada 3 hal yang sangat penting yaitu :
a.    Mampu membuat pesan dipahami.
b.    Harus memahami pesan yang diharapkan yang dikirim kepada anda.
c.    Kendali atas proses komunikasi harus diterapkan.
Selain itu agar dapat melakukan komunikasi bisnis yang efektif, seorang komunikan harusmemiliki 3 kemampuan (skill), yaitu :
a.    Empati,
b.    Pembicara yang sederajat,
c.    Proyeksi atau menciptakan dampak.
Dengan demikian apabila komunikasi bisnis berjalan secara efektif di suatu perusahaan akan dapat menghasilkan beberapa hal sebagai berikut :
a.    Mempercepat Penyelesaian Masalah.
b.    Memperkuat Pengambilan Keputusan.
c.    Meningkatkan Profesionalisme.
d.   Memberikan Respon yang Positif terhadap Stakeholder.
e.    Meningkatkan Produktivitas.
f.     Memperkuat hubungan Bisnis

C.      Hanbatan Jaringan Komunikasi Agribisnis
            Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut: 
1.    Hambatan Teknis
Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitasdan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidangteknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam mediakomunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.
2.    Hambatan Semantik 
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau ideasecara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yangdigunakannya.
3.    Hambatan Manusiawi
 Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orangyang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan. 
Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup : Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi,umur, keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi, penyaringan informasi. Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungansosial dan budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut .
Dalam proses komunikasi semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima denganberbagai perbedaan oleh penerima pesan/informasi, baik karena perbedaan latar belakang, persepsi, budaya maupun hal lainnya.
Untuk itu, suatu pesan atau informasi yang disampaikanhendaknya memenuhi 7 syarat atau dikenal juga dengan 7 C, yaitu :
1.    Completeness (Lengkap)
Suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua materi yang diperlukanagar penerima pesan dapat memberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan pengirimpesan
2.    Conciseness (Singkat)
Suatu pesan dikatakan concise bila dapat mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata sekecilmungkin (singkat, padat tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetap menonjolkan gagasannya.
3.    Consideration (Pertimbangan)
Penyampaian pesan, hendaknya menerapkan empati dengan mempertimbangkan dan mengutamakan penerima pesan.
4.    Concreteness (konkrit)
Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang gambalang, pasti dan jelas.
5.    Clarity (Kejelasan)
Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah di interpretasikan serta memilik makna yang jelas.
6.    Courtessy (Kesopanan)
Pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang sopan, akan memupuk hubungan baik dalam komunikas ibisnis.
7.    Correctness (ketelitian)
Pesan hendaknya dibuat dengan teliti, dan menggunakan tata bahasa, tanda baca dan ejaandengan benar (formal atau resmi). Perbedaan latar belakang perbendaharaan bahasa, dan pernyataan emosional, juga dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan.











BAB IV
PENUTUP

A.      Kesimpulan
Dari makalah diatas, dapat di simpulkan sebagai berikut:
1.    Keterampilan melakukan komunikasi yang efektif akan berperan besar dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas.
Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau informasi yang baik, kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian yang sangat penting.
2.    Komunikasi merupakan suatu mekanisme yang menyebabkan adanya hubungan antar manusia dan yang memungkinkannya berkembang serta lambang-lambang fikiran bersama-sama dengan alat-alat untuk meneruskannya dalam ruang dan menyimpannya dalam dimensi waktu
3.    Jaringan komunikasi adalah saluran yang digunakan untuk meneruskan pesan dari satu orang ke orang lain.
4.    Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis tersebut.
5.    Suatu Jaringan, dalam sosiologi lazim dikonsepsikan sebagai suatu tipe hubungan antar aktor dengan ditandai oleh bentuk interaksi timbal balik yang simetris
6.    Analisis jaringan komunikasi agribisnis merupakan salah satu pendekatan dari penelitian yang mempelajari perilaku pelaku bisnis berdasarkan pendekatan model komunikasi konvergens.
7.    Mengoptimalkan pemanfaatan jaringan komunikasi yang sudah ada di masyarakat dimana teknologi pertanian akan diintroduksikan, paling efektif adalah mempelajari proses yang terjadi dalam berbagai jaringan komunikasi tersebut




B.  Saran

Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:
1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati
2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi
3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan
Keberhasilan komunikasi bisnis juga sangat ditentukan oleh adanya efektivitas dalam komunikasi bisnis. Efektivitas komunikasi bisnis, seperti halnya jenis komunikasi lainnyaditentukan beberapa hal yaitu Persepsi, Keberhasilan Teknologi Informasi dan Komunikasi,Ketepatan, Kredibilitas, Pengendalian serta Kecocokan.



















DAFTAR PUSTAKA

 Riani, Asri Laksmi,dkk. 2006. ³Dasar-dasar kewirausahaan´. Edisi pertama, Cetakan kedua.UPT Penerbitan dan Pencetakan UNS (UNS Press) :

Surakarta http://wordpress.com/2008/12/26/komunikasi bisnis. rabu 10 agustus 2011.20.00am

/http://www.anneahira.com/artikel-umum/komunikasi-bisnis.htm. rabu 10 agustus 2011.20.00am





Tidak ada komentar:

Puisi kehidupan

Hidup memang membutuhkan pengorbanan dan perjuangan yang tidak mudah,

Setiap hari…

Kita menapakan kaki di atas bumi ini

Dengan harapan tiada henti

Untuk jadikan diri lebih berarti dan peduli

Hingga suatu saat nanti

Sang mentari yang cerah tak lagi menyinari

Sebagai pertanda perjuangan telah berhenti

Karena kita tiada lagi di muka bumi ini…

Tinggal kenangan dan nostalgia

Sebagai wujud duka cita

Yang dilakukan anak cucu kita

Sebagai wujud kepeduliannya..

Terhadap sosok diri kita yang telah tiada..//